Menurut Tohirin, untuk dapat melaksanakan proses bimbingan agama Islam dengan baik diperlukan adanya pemahaman yang mendalam mengenai keadaan individu dengan masalahnya. Dalam hal ini penulis mencoba menemukan langkah-langkah bimbingan agama Islam, dimana pelaksanaan bimbingan agama Islam mempunyai beberapa langkah sebagai cara untuk membantu mualaf mencari pemecahan masalah, diantaranya adalah:

1. Identifikasi Kasus

Identifikasi Kasus adalah langkah awal yang penting dalam proses penelitian. Ketika peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti, ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini mencatat kasus-kasus yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

2. Diagnosa

Langkah ini untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan terkumpul kemudian ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.

3. Prognosa

Langkah ini menerapkan jenis bantuan atau terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah ini diterapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa. Yaitu setelah ditetapkan masalah beserta latar belakangnya.

4. Terapi

Langkah ini adalah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan apa yang diterapkan dalam langkah prognosa.

5. Evaluasi

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up (tindak lanjut), dilihat dari perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang jauh dan panjang.[1]


[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (PT: Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2007), h. 319-321