Konsep akhlak dalam Islam, menurut Ibn Taymiyah, terkait erat dengan konsep keimanan. Hal ini disebabkan akhlak dalam Islam berdiri di atas unsur-unsur berikut:

1. Keimanan kepada Allah Ta'ala sebagai satu-satunya Pencipta alam semesta, Pengatur, Pemberi rizki, dan Pemilik sifat-sifat rububiyah lainnya.

2. Mengenal Allah Subhanahu wa Ta‟ala (ma'rifatullah) serta mengimani bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi (disembah).

3. Mencintai Allah dengan kecintaan yang menguasai segenap perasaan manusia (puncak kecintaan) sehingga tidak ada sesuatu yang dicintai (mahbub) dan diinginkan (murad) selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.

4. Kecintaan ini akan menuntun seorang hamba untuk memiliki orientasi kepada satu tujuan, memusatkan seluruh aktifitas hidupnya ke satu tujuan tersebut, yaitu meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

5. Orientasi ini akan membuat seseorang meninggalkan egoisme, hawa nafsu dan keinginan- keinginan rendah lainnya.[1]


[1] Shalih bin Abdullah Humaid, Mausu‟ah Nadhrah an-Na‟im, Dar al-Wasilah, Jeddah, 2004, jilid 1, hlm. 62