Teori kosmologi evolusioner Herbert Spencer adalah teori yang menjelaskan bagaimana alam semesta dan segala isinya berkembang dari waktu ke waktu. 


Teori ini didasarkan pada dua gagasan utama:

1. Evolusi

Alam semesta dan segala isinya mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu.

2. Kompleksitas

Alam semesta dan segala isinya menjadi semakin kompleks dari waktu ke waktu.

Spencer berpendapat bahwa alam semesta berasal dari keadaan yang sederhana dan tidak teratur. Kemudian, alam semesta berkembang menjadi semakin kompleks dan teratur melalui proses evolusi. Proses evolusi ini terjadi melalui seleksi alam, yaitu proses di mana individu atau kelompok yang paling mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungannya akan bertahan hidup dan berkembang.

Spencer membagi proses evolusi alam semesta menjadi tiga tahap:

1. Tahap Inorganik. Pada tahap ini, alam semesta terdiri dari materi yang tidak hidup dan tidak teratur. 

2. Tahap Organik. Pada tahap ini, materi mulai membentuk organisme hidup yang sederhana.

3. Tahap Sosial. Pada tahap ini, organisme hidup mulai membentuk masyarakat yang kompleks. 


Spencer berpendapat bahwa masyarakat juga mengalami evolusi dari masyarakat primitif yang sederhana menjadi masyarakat modern yang kompleks. Proses evolusi masyarakat ini juga terjadi melalui seleksi alam. Masyarakat yang paling mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungannya akan bertahan hidup dan berkembang.

Teori kosmologi evolusioner Herbert Spencer memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sosiologi. Teori ini telah digunakan oleh para ahli sosiologi untuk menjelaskan berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.

Namun, teori ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa teori ini terlalu menyederhanakan kompleksitas alam semesta. Alam semesta tidak hanya terdiri dari materi dan organisme hidup, tetapi juga memiliki berbagai aspek yang saling berinteraksi. Selain itu, teori ini juga mengasumsikan bahwa proses evolusi alam semesta dan masyarakat terjadi secara teratur dan linier, padahal kenyataannya proses evolusi dapat terjadi secara tidak teratur dan acak.