Menurut Erikson mengatakan konsep diri itu berkembang
melalui lima tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Dari Sense of Trust vs Sense of Mistrust
Pada anak usia 1,5 sampai 2 tahun. Pada tahap ini akan
menciptakan konsep diri yang didasarkan dari hubungan antara orang tua dengan
anaknya. Jika seorang anak yakin bahwa orang tuanya dapat memberi perlindungan
dan rasa aman bagi dirinya, pada diri anak akan timbul rasa percaya terhadap
orang dewasa yang nantinya akan berkembang menjadi berbagai perasaan yang
sifatnya positif.
2. Perkembangan Dari Sense of Anatomy vs Shame and Doubt
Pada anak usia 2- 4 tahun. Pada tahap ini dapat
mengembangkan sikap mandiri pada anak, jika anak diberi kesempatan untuk
melakukan segala sesuatu menurut kemampuannya, sekalipun kemampuan yang
terbatas, tanpa terlalu banyak ditolong ataupun dicela. Sebaliknya, anak akan
merasa malu dan ragu-ragu, jika tidak diberikan kesempatan untuk membuktikan
kemampuannya.
3. Perkembangan Dari Sense of Imitative vs Sense of Guilt
Pada anak usia 4-7 tahun. Pada tahap ini seorang anak mulai
menunjukkan rasa ingin tahunya, jika pada tahap ini anak mendapatkan hukuman
dari perilaku yang menunjukkan rasa ingin tahunya kelak akan membuat anak
tersebut merasa bersalah dan takut-takut.
4. Perkembangan Dari Sense of Industry vs Inferiority
Pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini anak mulai memasuki
remaja awal, ia mulai berkompetisi dan berusaha menunjukkan prestasi. Kegagalan
yang dialami dapat menimbulkan rendah diri jika tidak ada yang memberikan
motivasi dan penguatan.
5. Perkembangan Dari Sense of Identity Diffusion
Remaja mulai mencari tahu siapa dirinya, menentukan jati diri dengan mengumpulkan informasi dari konsep diri masa lalunya. Jika informasi kenyataan, perasaan, pengalaman yang dimiliki tidak dapat terintegrasi hingga membentuk konsep diri yang utuh, maka remaja akan mengalami kebingungan akan identitas atau konsep dirinya.[1]
0 Comments
Posting Komentar
Komentar dengan baik atau sopan ya guys! Anda sopan Kami segan :)